Jumat, 12 Mei 2017

Laporan Praktikum Ransum Ruminansia

BAB I
PENDAHULUAN
Kambing peranakan etawa merupakan kambing hasil persilangan kambing etawa dan kambing kacang (kambing lokal) yang memiliki daya adaptasi yang baik di iklim tropis. Kambing peranakan etawa banyak dibudidayakan oleh masyarakat indonesa. Bagi semua hewan ternak, pakan mempunyai peranan sangat penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Penambahan konsentrat pada kambing dan domba bertujuan untuk meningkatkan nilai pakan dan menambah energi. Tingginya pemberian pakan berenergi menyebabkan peningkatan konsumsi dan daya cerna dari rumput atau hijauan kualitas rendah. Selain itu penemberian konsentrat tertentu dapat menghasilkan asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Penambahan konsentrat tertentu dapat juga bertujuan agar zat makanan dapat langsung diserap di usus tanpa terfermentasi di rumen, mengingat fermentasi rumen membutuhkan energi lebih banyak. Kecernaan bahan kering relatif lebih rendah daripada kecernaan bahan organik, hal ini karena pada bahan kering masih mengandung abu, sedangkan bahan organik tidak mengandung abu. Kandungan abu dapat menghambat tercernanya bahan kering bahan pakan.
            Tujuan dari praktikum Ransum Ruminansia dengan materi in vivo adalah dapat mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik bahan pakan baik konsentrat maupun hijauan. Manfaat yang dapat diperoleh adalah mahasiswa dapat mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Kambing Peranakan Etawa
Kambing peranakan etawa memiliki warna kulit belang hitam, putih dan coklat, memiliki telinga yang panjang dan terkulai kebawah serta pada paha dan dagu berbulu panjang (Mulyono dan Sarwono, 2004).Kambing peranakan etawa merupakan kambing persilangan antara kambing etawa dengan kambing kacang (Suparman, 2007). Kambing peranakan etawa memiliki daya adaptasi yang baik dan memiliki libido tinggi dibandingkan kambing etawa. Tubuh kambing peranakan etawa tertutupi oleh bulu (Setiawan, 2011).

2.2.      Pakan Complete Feed
Pakan komplit adalah pakan yang cukup mengandung nutrien untuk ternak dan diberikan sebagai satu-satunya pakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi tanpa tambahan lain kecuali air (Hartadi et al., 2005). Bahan pakan berserat dan konsentrat dicampur menjadi satu yaitu pakan komplit (Purbowati et al., 2008). Pembuatan pakan komplit biasanya dilakukan dengan mencampur limbah pertanian dan konsentrat dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi ternak (Chuzaemi 2002 dalam Bazri 2014). Kandungan protein  kasar dalam pakan komplit berkisar antara 13-20% dan kandungan energi metabolisme berkisar antara 1.800-2800 Kkal/kg BK (Ginting et al., 2007).

2.3.      Konsumsi
            Konsumsi pakan adalah selisih antara pakan pemberian dengan sisa pakan (Purbowarietal., 2007). Konsumsi pakan adalah pengurangan jumlah pakan yang dikali % BK pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan yang dikali dengan % BK pakan (Wulandariet al., 2014). Kambing dapat mengkonsumsi pakan dalam bentuk BK antara 4,86-5,58% dari bobot badan kambing (Purbowatietal., 2007). Konsumsi pakan merupakan salah satu faktor yang akan member dampak terhadaop produktivitas suatu ternak untuk menghasilkan suatu produk (Mutamimah et al., 2013).

2.4.      Kecernaan In Vivo
Kecernaan In vivo merupakan suatu cara untuk menentukan kecernaan nutrien menggunakan hewan percobaan dengan analisis nutrient pakan dan feses (Tillman et al., 1991). Pengukuran kecernaan atau nilai cerna suatu bahan pakan merupakan usaha untuk menentukan jumlah nutrien dari suatu bahan pakan yang didegradasi dan diserap  di dalam saluran pencernaan (Anggorodi, 2004).Menentukan kecernaan pakan yaitu dengan metode total koleksi pada tujuh hari terakhir baik pada tahap pengurangan pakan maupun pada tahap pemberian pakan secara ad libitum (Aryanto et al., 2013).Nilai kecernaan bahan organik kambing kacang berkisar 75 – 85%dan nilai kecernaan bahan organik yaitu79,11% (Padang, 2005).Faktor yang mempengaruhi nilai kecernaan bahan kering yaitu aktivitas mikroba di rumen, kualitas cairan rumen, pengontrolan pH rumen, ikatan lignin di pakan, dan kandungan nutrien dalam bahan pakan (Nurlaili et al., 2013).Faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan organic yaitu komposisi ransum untuk ternak mengandung bahan organik yang berbeda – beda seperti serat kasar dan mineral (Yulianto, 2010).



















BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Ransum Ruminansia dengan materi Pengukuran kecernaan secara In Vivo dilaksanakan pada hari Sabtu sampai Minggu tanggal 9 – 17 Mei 2015 pukul 06.00 dan 16.30 WIB di Kandang Digesti Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1.      Materi
            Praktikum Ransum Ruminansia dengan materi Kecernaanmenggunakan bahan seekor kambing Peranakan Etawa dan HCl. Ransum yang digunakan untuk kambing terdiri dari tepung ikan, onggok, tetes, bungkil kedelai, bekatul, serta hijauan yang terdiri dari rumput gajah dan daun gamal. Konsentrat dan hijauan diberikan dengan perbandingan 40 : 60 serta menggunakan perlakuan T0 yaitu ransum bekatul, tetes, bungkil kedelai, dan tepung onggok. Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu kandang panggung sebagai kandang ternak, timbangan ternak untuk menimbang ternak, timbangan analisi untuk menimbang pakan, tempat pakan dan minum. Ember untuk menampung urin kambing, tempat penampung feses untuk menampung feses, semprotan berfungsi sebagai tempat HCl, gelas ukur untuk mengukur jumlah urin, corong sebagai media memasukan urin ke dalam botol, oven untuk mengoven bahan pakan dan feses untuk dianalisis kadar, tanur untuk menanur bahan pakan dan feses yang akan digunakan untuk analisis.
3.2.      Metode
            Metode yang digunakan dalam praktikum Ransum Ruminansia dengan materi Kecernaan yaitu menimbang kambing, menghitung kebutuhan pakan  dan menyusun ransum sesuai kebutuhan. Memberikan pakan setiap pagi dan sore hari selama sembilan hari dan minum secara ad libitum. Menimbang sisa pakan pada pagi hari untuk mengetahui konsumsi pakan kambing dengan rumus :
Konsumsi = Jumlah Pemberian Pakan – Sisa Pakan
            Melakukan koleksi urin dengan cara menampung urin di ember penampungan pada hari keempat sampai hari kesembilan. Menyemprot urin yang sudah tertampung setiap 2 jam sekali dengan menggunakan larutan HCl. Setiap pagi mengukur volume urin dengan gelas ukur lalu mengambil 10%.
Melakukan koleksi feses dengan cara menampung semua feses di tempat penampungan pada hari keempat sampai hari kesembilan. Menyemprot feses yang sudah tertampung setiap 2 jam sekali dengan menggunakan larutan HCl. Setiap pagi memisahkan feses dari bulu yang menempel dan menimbang berat segarnya. Menjemur feses lalu menimbang feses untuk mengetahui berat kering udaranya. Hari kesembilam melakukan homogenisasi dengan cara mengambil feses sampel  pada masing – masing hari selama total koleksi. Menghaluskan feses untuk dianalisis.
            Melakukan perhitungan bahan kering dengan cara mengambil sampel feses dan pakan yang terdiri dari rumput gajah, daun gamal dan konsentrat. Menimbang sampel sebanyak 1 gram. Mencuci crucible porcelain, mengoven dan menimbang. Memasukkan masing – masing sampel kedalam crucible porcelain dan mengovennya selama 24 jam, terakhir menimbang berat. Menghitung bahan kering dengan rumus :
Kadar Air
=

Kadar Air Rata – rata =

Kadar Berat Kering    = 100% - Kadar Air

            Melakukan perhitungan bahan organik dengan cara mengambil sampel feses dan pakan yang terdiri dari rumput gajah, daun gamal dan konsentrat. Menimbang sampel sebanyak 1 gram. Mencuci crucible porcelain, mengoven dan menimbang. Memasukkan masing – masing sampel k edalam crucible porcelain dan mengovennya selama 24 jam, lalu menimbang beratnya. Sampel yang sudah dioven kemudian di tanur selama 6 jam untuk menghitung bahan organiknya. Menghitung bahan organik dengan rumus :
Kadar Abu      =
Abu rata – rata            =
Abu Pakan Kasar % BK         =  Kadar abu rata – rata
Bahan Organik                        = 100% - BK Kadar Abu

            Menghitung kecernaan bahan kering dan bahan organik dengan cara melakukan perhitungan untuk bahan kering dan bahan organik masing – masing sampel. Menghitung kecernaan bahan kering dan bahan organik dengan rumus : 
Kecernaan  Bahan Kering
= x100%
            Menghitung PPBH kambing Peranakan Etawa dengan menggunakan rumus :
PBBH =



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Konsumsi
Berdasarkan Hasil Praktikum Ransum Ruminansia diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Konsumsi Pakan Harian Kambing Peranakan Etawa Perhari
Hari ke
Konsumsi (BK)
                               ...........................................gr.........................................
Hijauan                           Konsentrat
1
239,65
299,33
2
177,2
273,31
3
176,08
228,21
4
250,8
254,23
5
248,85
235,15
6
216,23
272,44
Rata-rata
218,13
260.44
Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Ransum Ruminansia, 2015.
          Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa konsumsi rata-rata bahan kering           hijauan adalah 218,13 g/ekor/hari sedangkan konsumsi rata-rata konsentrat dalam bahan kering adalah 260,44 g/ekor/hari, jadi rata-rata konsumsi bahan kering totalkambing adalah 478,58 g/ekor/hari atau 3,56% dari bobot badan kambing. Hasil konsumsi BK ini tergolong normal karena sesuai dengan  standar konsumsi BK. Hal ini sesuai dengan pendapat Purbowati et al., (2007) yang menyatakan bahwa konsumsi kambing peranakan etawa adalah 3,67% dari bobot badan kambing. Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah perlakuan pakan, jenis pakan dan kandungan nutrien pakan. Pakan yang diberikan kepada kambing mengandung bungkil kedelai dengan jumlah tinggi yang mempunyai kandungan protein yang seimbang akan membuat konsumsi kambing akan semakin baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Paramita et al. (2008) yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi sangat dipengaruhi oleh keseimbangan nutrien dan kecernaan.

4.2.      Kecernaan Bahan Pakan
            Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Konsumsi KcBK dan KcBO Kambing Kacang Secara In Vivo

Hasil
Literatur

..........................................%.........................................
KcBK
81,66%
60%a
KcBO
84,44%
84,56%b
Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2015.
aFathul dan Wajizah, (2010)
bAryanto et al.,(2013)


4.2.1.   Kecernan Bahan Kering
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kecernaan bahan kering dari kambing kacang adalah 81,66%, kecernaan ini termasuk normal karena sesuai dengan standar kecernaan bahan kering. Hal ini sesuai dengan pendapat Fathul dan Wajizah (2010) yang menyatakan bahwa nilai kecernaan bahan kering ransum yang baik adalah bahan pakan yang nilai KcBK lebih dari 60%. Kambing yang diberi perlakuan ransum dengan komposisi bungkil kedelai lebih banyak menyebabkan palatabilitas ternak terhadap pakan tinggi. Kecernaan Bahan kering dipengaruhi oleh kandungan protein yang terkandung di dalam pakan dan pakan perlakuan.Hal ini sesuai dengen pendapat Sutardi (1979) yang menyatakan bahwa kecernaan bahan kering dipengaruhi oleh kandungan protein pakan, karena setiap sumber protein memiliki ketahanan degradasi dan kelarutan yang berbeda-beda.


4.2.2.   Kecernaan Bahan Organik
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kecernaan bahan organik dari kambing kacang adalah 84,44%. Nilai kecernaan bahan organik tersebut termasuk normal. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Aryanto et al. (2013) yang menyatakan bahwa kecernaan bahan organik pada kambing Peranakan Etawa sebesar 84,56%. Faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan kering adalah jenis ternak, sistem pemberian pakan secara ad libitum, dimana pemberian secara ad libitum dapat meningkatkan konsumsi ternak dan memacu aktivitas mikrobia rumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Basri (2014) bahwa kecernaan bahan organik dipengaruhi oleh komposisi bahan pakan, perbandingan komposisi antar bahan pakan dan pakan perlakuan. Menurut pendapat Cakra et al., (2005) menyatakan bahwa kecernaan bahan organik dipengaruhi olehkandungan bahan kering yang ada didalam pakan, sebagian besar bahan kering terdiri dari bahan organik jadi konsumsi bahan kering menentukan kecernaan bahan organik.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.    Simpulan
          Praktikum Ransum Ruminansia dengan materi kecernaan in vivo dapat diketahui bahwa konsumsi bahan kering,nilai kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik normal.Faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan kering adalah perlakuan pakan, jenis pakan, kandungan nutrien pakan dan palatabilitas ternak. Faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan kering adalah kandungan protein pakan yang terkandung di dalamnya. Kecernaan bahan organik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis ternak, bangsa ternak, sistem pemberian pakan dan bahan pakan.

5.2.      Saran 
Sebaiknya praktikum selanjutnya ditambah lagi perlakuan lain untuk mengetahui kecernaan ruminansia.



DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta.

Aryanto, Bambang S. dan Panjono. 2013. Efek pengurangan dan pemenuhan kembali jumlah pakan terhadap konsumsi dan kecernaan bahan pakan pada kambing kacang dan Pernakan Etawah. Buletin Peternakan. 37 (1) : 12-18.

Basri. 2014. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Ransum Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda Pada Kambing Marica Jantan. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makasar. (Skripsi).
Bazri. 2014. Kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum komplit dengan kandungan protein berbeda pada kambing marica jantan. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).
Fathul, F. dan S. Wajizah. 2010. Penambahan mikromineral Mn dan Cu dalam ransum terhadap aktivitas biofermentasi rumen domba secara in vitro. JITV. 15(1): 9-15.
Ginting, S.P., L.P. Batubara, A. Tarigan, R. Krisnan dan Junjungan. 2007. Komposisi kimiawi, konsumsi dan kecernaan kulit buah dan biji markisa (Passiflora edulis) yang diberikan kepada kambing. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. Puslitbang Peternakan, Bogor. 396 – 401.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada Univ. Press, Yogyakarta.
Mulyono, B  dan  Sarwono. 2004. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mutamimah, Lailia., S. Utami dan A. T. A. Sudewo. 2013. Kajian kadar lemak dan bahan kering tanpa lemak susu kambing sapera di cilacap dan bogor. Jurnal Ilmiah Peternakan 1 (3): 874-880.

Nurlaili. F., Suparwi., Sutardi. T. R. 2013. Fermentasi kulit singkong (manihot utilissimapohl) menggunakan aspergillus niger pengaruhnya terhadap kecernaan bahan kering (kbk) dan kecernaan bahan organik (kbo) secara in-vitro. Jurnal Ilmiah Peternakan.1(3): 856-864.

Padang. 2005. Pengaruh Lama Makan terhadap Kecernaan Bahan Kering, protein Kasar dan Serat Kasar Kambing Kacang Jantan. Jurnal Ilmu Ternak. 2 (2) : 88-93.

Paramita, L.W.  Susanto, W.E.  dan Yulianto. A.B. 2008. Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik d alam haylase pakan lengkap ternak sapi peranakan ongole. Media Kedokteran Hewan. 24(1): 59 – 62.

Purbowati, E, C.I. Sutrisno, E. Baliarti, S.P.S. Budhi, Dan W. Lestariana. 2008. Pemanfaatan energi pakan komplit berkadar protein-energi berbeda pada domba lokal jantan yang digemukkan secara feedlot. J.indonesia tropical animal agriculture. 33 (1) : 59-65.
Purbowati, E, Hutama Y G, Nur latifah AF, Pratiwi AV, Adiwinarti R, Lestari CMS, Purnomoadi A dan Rianto E. 2013. Yield grade dan rib eye muscle area kambing kacang jantan dengan berbagai kadar protein dan energi pakan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Universitas Doponegoro, Semarang. 349-355.
Purbowati, E. Sutrisno, C.I.  Baliarti, E.  Budhi, S.P.S.  dan Lestariana, W. 2007. Pengaruh pakan komplit dengan kadar protein dan energi yang berbeda pada penggemukan domba lokal jantan secara feedlot terhadap konversi pakan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiawan, B. 2011. Beternak Domba dan Kambing. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press, Jakarta.

Sutardi, T. 1979. Ketahanan protein bahan makanan terhadap degradasi mikroba rumen dan manfaatnya bagi peningkatan produktivitas ternak. Prosiding Seminar Penelitian dan Penunjang Peternakan. LPP Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo,S. Prawirokusumo dan S. Lendosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kedua Peternakan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Wulandari, S. Agus, A. Soejono, M. Cahyanto, M,N.  dan Utomo, R. 2014. Performa produksi domba yang diberi complete feed fermentasi berbasis Pod kakao serta nilai nutrien tercernanya secara in vivo. Buletin Peternakan. 38(1): 42 – 50.
Yulianto, J. 2010. Pengaruh Penggunaan Kulit Kecambah Kacang Hijau dalam Ransum terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Organik pada Kelinci KeturunanVlaams ReusJantan. Fakultas pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. (Skripsi).


LAMPIRAN
1.                  PERHITUNGAN KEBUTUHAN TERNAK
BB Ternak                               = 13,38 kg
Kebutuhan BK Pakan             = x 13,38 kg
= 0,53 kg BK
Imbangan Hijauan : Konsentrat = 40 : 60
Kebutuhan Hijauan                 =  x 0,53
                                                = 0,21 kg BK
Kebutuhan Konsentrat            =  x 0,53
                                                = 0,32 kg BK
BS Hijauan                              =  x 0,21
                                                = 1,05 kg BS
BS Konsentrat                        =  x 0,32
                                                = 0,38 kg BS

2.                  PERHITUNGAN ANALISIS BAHAN KERING PAKAN
a.                  Pakan Kasar (Hijauan) :  Rumput dan Legum
Tabel 3. Analisis BK Pakan Kasar Rumput

Berat Crucible porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven

    -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
22,5152
1,0001
23,4320
2
19,0318
1,0007
19,9418
Rata-rata
20,7735
1,0004
21,6869


Rumus :
KA Rumput 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 8,33%


KA Rumput 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 9,06%
KA Rata-rata              =
                                    = 8,70%
Kadar Bahan Kering   = 100% - KA rata-rata
                                    = 100% - 8,70%
                                    = 91,30%
% Bahan Kering Rumput        = 91,30 x
                                                = 68,48 %       


Bahan kering total                   = x 100%
                                                = x 100%
                                                = 27,54%
% Bahan Kering total             = 27,54 x
                                                = 20,66 %

Tabel 4. Analisis BK Pakan Kasar Legum

Berat Crucible porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven
               -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
19,8019
1,0009
20,7176
2
19,3717
1,0004
19,2807
Rata-rata
19,5568
1,00065
19,99915

Rumus :
KA Legum 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 8,51%

KA Legum 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 9,14%
KA Rata-rata              =
                                    = 8,83%
Kadar Berat Kering    = 100% - KA rata-rata
                                    = 100% - 8,83%
                                    = 91,17%
% BK Legum             = 91,17 x
                                    = 2,29 %
Bahan kering total       = x 100%
                                    = x 100%
                                    = 22,79%
% BK Legum Total     = 22,79 x
                                    = 5,70 %
% BK Hijauan             = 68,48 % + 22,79 %
                                    = 91,27 %
% BKTotal                  = 20,66 % + 5,70 %
                                    = 26,36 %
b.                  Konsentrat
Tabel 5. Analisis BK Konsentrat

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven
   -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
20,0675
1,0002
20,9153
2
20,5092
1,0007
21,3693
Rata-rata
20,28835
1,00045
21,1423

Rumus :
KA Konsentrat 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 15,23%

KA Konsentrat 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 14,06%
KA Rata-rata              =
                                    = 14,65%
Kadar Berat Kering    = 100% - KA rata-rata
                                    = 100% - 14,65%
                                    = 85,35%









3.                  PERHITUNGAN ANALISIS BAHAN KERING SISA PAKAN dan FESES

a.      Sisa Pakan : Rumput dan Legum
Tabel 6. Analisis BK Sisa Pakan Rumput

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven
                -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
22,6053
1,0003
23,4994
2
19,9008
1,0008
20,8089
Rata-rata
21,2530
1,00055
22,1542
Rumus :
KA sisa pakan Rumput 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 10,61%
KA sisa pakan Rumput 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 9,26%
KA sisa pakan Rata-rata         =
                                                = 9,94%
Kadar Berat Kering                = 100% - KA rata-rata
                                                = 100% - 9,94%
                                                =90,06%
% BK Sisa Rumput                 = 90,06 x
                                      = 67,54 %
Bahan kering total                   = x 100%
                                                = x 100%
                                                = 25,91%
% BK Sisa Rumput Total       = 25,91 x
                                                = 19,43 %

Tabel 7. Analisis BK Sisa Pakan Legum

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven
                -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
15,9567
1,0001
16,8749
2
20,7811
1,0001
21,7029
Rata-rata
18,3689
1,0001
19,2889
Rumus :

KA sisa pakan Legum 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 8,19%

KA sisa pakan Legum 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 7,83%
KA sisa pakan Rata-rata         =
                                                = 8,00%
Kadar Berat Kering                = 100% - KA rata-rata
                                                = 100% - 8,00%
                                                =92%
% BK Sisa Legum                  = 92 x
                                                = 23 %
Bahan kering total                   = x 100%
                                                = x 100%
                                                = 31,87%
% BK Sisa Legum Total         = 31,87 x
                                                = 7,97 %
% BK Hijauan Sisa                  = 19,43 % + 7,97 %
                                                = 27,40 %
% BK Hijauan Sisa Total        = 67,54 % + 23 %
                                                = 90,54 %

Tabel 9. Analisis BK Sisa Pakan Konsentrat

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven
              -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
20,1317
1,0000
20,9990
Rumus :

KA sisa pakan Konsentrat
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 13,27%
Kadar Berat Kering                = 100% - KA konsentrat
                                                = 100% - 13,27%
                                                =86,73%
b.      Feses :
Tabel 10. Analisis BK Feses

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven
                -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
19,9828
1,0003
20,8725
2
17,8887
1,0007
18,7702
Rata-rata
8,935751
1,0005
19,82135


Rumus :
KA Feses 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 11,06%
KA Feses 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 11,91%
KA Rata-rata              =
                                    = 11,49%
Kadar Berat Kering    = 100% - KA rata-rata
                                    = 100% - 11,49%
                                    = 88,51%
Bahan kering total       = x 100%
                                    = x 100%
                                    = 30,21%




4.                  PERHITUNGAN ANALISIS BAHAN ORGANIK PAKAN
a.      Pakan Kasar (Hijauan) : Rumput dan Legum
Tabel 11. Analisis BO Pakan Kasar Rumput

Berat Crucible porcelain
Berat sampel
Berat setelah tanur
                   -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
22,5152
1,0001
22,6261
2
19,0318
1,0007
19,1403
Rata-rata
20,7735
1,0004
22,1565
Rumus :
Kadar Abu Rumput 1 =  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 11,08%
Kadar Abu Rumput 2 =  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 10,85%
Kadar Abu Rata-rata  =
                                    = 10,97%
Asumsi Kadar Abu Rumput dalam pakan      = 10,97 x
                                                                        = 8,23 %

Tabel 12. Analisis BO Pakan Kasar Legum

Berat Crucible porcelain
Berat sampel
Berat setelah tanur
              -------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
19,8019
1,0009
19,8987
2
19,3717
1,0004
19,4697
Rata-rata
19,5568
1,00065
19,1842

Rumus :
Kadar Abu Legum 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 9,67%
Kadar Abu Legum 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 9,79%
Kadar Abu Rata-rata              =
                                                = 9,73%
Kadar Abu Rata-rata              = x 9,73 %
                                                = 2,43 %
Kadar Abu Hijauan                 = 8,23 % + 2,433 %
                                                = 10,66 %
Konversi Berat Kering            = x Kadar Abu rata-rata
                                                = x 10,66 %                               
                                                = 11,68 %
BO Hijauan                             =% BK Hijauan - K. Abu
                                                = 26,36 % - 11,68%
                                                = 14,68%

b.                  Konsentrat
Tabel 13. Analisis BO Konsentrat

Berat Crucible porcelain
Berat sampel
Berat setelah tanur

----------------------------------------- g -----------------------------------------
      1
20,0675
1,0002
20,1815
2
20,5092
1,0007
21,6289
Rata-rata
20,28835
1,00045
20,9054

Rumus :
Kadar Abu Konsentrat 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 11,39%
Kadar Abu Konsentrat 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 11,96%
Kadar Abu Rata-rata              =
                                                = 11,68%
Konversi Berat Kering            = x Kadar Abu rata-rata
                                                = x 11,68%                                
                                                = 13,68%
BO Konsentrat                        = BK Konsentrat - K.Abu
                                                = 85,35 % - 13,68%
                                                = 71,67 %



c.                   Sisa pakan
Tabel 14. Analisis BO Sisa Pakan Rumput

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah tanur

-------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
22,6053
1,0003
22,7378

Rumus :
Kadar Abu Sisa pakan rumput
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 13,24%
Asumsi kadar Abu Rumput dalam pakan       =  x 13,24%
                                                                        = 9,93%

Tabel 15. Analisis BO Sisa Pakan Legum

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah tanur

-------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
15,9567
1,0001
16,0429
2
20,7811
1,0001
20,8652
Rata-rata
18,3689
1,0001
18,4540
Rumus :

Kadar Abu Sisa pakan legum 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 8,61%

Kadar Abu sisa pakan legum 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 8,40%
Kadar Abu Rata-rata  =
                             = 8,51%
Asumsi Kadar Abu Legum dalam pakan        = x 8,51 %
                                                                        = 2,12 %
Kadar Abu sisa hijauan           = 9,93 % + 2,12 %
                                                = 12,05 %
Konversi Berat Kering            = x Kadar Abu rata-rata
                                                = x 12,05 %                               
                                                = 13,31 %
BO sisa pakan hijauan             = % BK - K.Abu
                                                = 27,40 % - 13,31 %
                                                = 14,09 %
Tabel 17. Analisis BO sisa pakan Konsentrat

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah tanur

-------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
20,1317
1,0000
20,2490
2
20,2520
1,0001
20,3799
Rata-rata
20,1918
1,00005
20,3144
Rumus :
Kadar Abu Sisa pakan konsentrat 1
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 11,73%

Kadar Abu sisa pakan konsentrat 2
=  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 12,79%
Kadar Abu Rata-rata           =
                                                = 12,26%
Konversi Berat Kering            = x Kadar Abu rata-rata
                                                = x 12,26%                                
                                                = 14,14%
BO sisa pakan konsentrat       = % BK Konsentrat - K.Abu
                                                = 86,73 % - 14,14%
                                                = 72,59 %
d.                  Feses   :
Tabel 18. Analisis BO Feses

Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah tanur

-------------------------------------------- g -----------------------------------------
1
19,9828
1,0003
20,2036
2
17,8887
1,0007
18,1156
Rata-rata
8,935751
1,0005
19,1596

Rumus :
Kadar Abu Feses 1     =  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 22,07%
Kadar Abu Feses 2     =  x 100%
=  x 100%
=  x 100%
= 22,67%
Kadar Abu Rata-rata  =
                                    = 22,37%
Konversi Berat Kering= x Kadar Abu rata-rata
                                    = x 22,37%                                           
                                    = 25,27%

BO Feses                     = %BK - K.Abu
                                    = 88,51% – 25,27%
                                    = 63,24%

5.                  PERHITUNGAN KECERNAAN BAHAN KERING
Rumus :
Kecernaan bahan kering
= x100%
= x100%
= x100%
= 63,33%

6.                  PERHITUNGAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK
Rumus :
Kecernaan bahan organik
= x100%
= x100%
= x100%
= x100%
= 49,21%

Tabel 19. BK konsumsi
Hari ke-
Bahan pakan
Pemberian (g)
%BK
Pemberian x %BK
Sisa (g)
%BK
Sisa x %BK
BK Konsumsi
4
Hijauan
1050
26,36
276,78
133
27,40
36,44
240,34

Konsentrat
369
85,35
314,94
18
86,73
15,61
299,33
5
Hijauan
1050
26,36
276,78
357
27,40
97,82
178,96

Konsentrat
369
85,35
314,94
48
86,73
41,63
273,31
6
Hijauan
1050
26,36
276,78
361
27,40
98,91
177,87

Konsentrat
369
85,35
314,94
100
86,73
86,73
228,21
7
Hijauan
1050
26,36
276,78
93
27,40
25,48
251,30

Konsentrat
369
85,35
314,94
70
86,73
60,71
254,23
8
Hijauan
1050
26,36
276,78
100
27,40
27,40
249,48

Konsentrat
369
85,35
314,94
92
86,73
79,79
235,15
9
Hijauan
1050
26,36
276,78
217
27,40
59,46
217,32

Konsentrat
369
85,35
314,94
49
86,73
42,50
272,44
Total
2877,85
Rata-rata
239,82


























Tabel 20. BO Konsumsi
Hari ke-
Bahan pakan
BK Pemberian (g)
%BO pemberian
BK x %BO pemberian
BK
sisa
%BO
sisa
BK x %BO Sisa
BO Konsumsi
4
Hijauan
276,78
14,68
40,63
37,08
14,06
5,21
35,42

Konsentrat
314,94
71,67
225,72
15,61
72,59
11,33
214,39
5
Hijauan
276,78
14,68
40,63
99,53
14,06
13,99
26,64

Konsentrat
314,94
71,67
225,72
41,63
72,59
30,22
195,50
6
Hijauan
276,78
14,68
40,63
100,65
14,06
14,15
26,48

Konsentrat
314,94
71,67
225,72
86,73
72,59
62,96
162,76
7
Hijauan
276,78
14,68
40,63
25,93
14,06
3,65
36,99

Konsentrat
314,94
71,67
225,72
60,71
72,59
44,07
181,65
8
Hijauan
276,78
14,68
40,63
27,88
14,06
3,92
36,71

Konsentrat
314,94
71,67
225,72
79,79
72,59
57,92
167,80
9
Hijauan
276,78
14,68
40,63
60,5
14,06
8,51
32,12

Konsentrat
314,94
71,67
225,72
42,5
72,59
30,85
194,87

Total






1.311,27

Rata-rata






109,27


Tabel 21. Total Koleksi Feses
Hari ke-
Berat segar
Berat kering udara

--------------------------------- g --------------------------------
4
227
96
5
356
110
6
382
88
7
319
111
8
250
97
9
209
93
Rata-rata
290,5
99,17

            Tabel 22. PPBH Kambing 1

Bobot Awal
Bobot Akhir
PBBH

---------------------------------- g ---------------------------
Kambing 1
13,38
14,40
170



Rumus :
PBBH =
PBBH =
PBBH = 113 gr/hari